Sabtu (16/5) Tokyo hujan dan suhu turun jauh yaitu 17 derajat Celcius, dibandingkan kemarin suhunya hampir 25 derajat. Hari Minggu ini cerah dengan suhu 16 derajat Celcius menurut perkiraan cuaca.
Hasil “Stay Home” dan menghindari situasi penularan
Situasi “gawat darurat” di Jepang seharusnya selesai setelah sebulan yaitu tanggal 6 Mei 2020.
Akan tetapi hasil anjuran “stay home” dan mengurangi 3 macam kemungkinan penularan belum bisa dianalisa. Oleh karena itu situasi darurat diperpanjang sementara sampai tanggal 31 Mei 2020.
Ketiga suasana yang dihindari selama masa darurat:
1) berada dalam ruangan tertutup
2) berada dalam tempat yang banyak orang berkumpul sehingga jarak orang sangat dekat
3) pertemuan langsung dengan orang, yang memungkinkan percakapan dari jarak dekat
Pachinko Susah untuk Tidak Operasi

Dari awal mulai liburan panjang, pemerintah sudah menganjurkan jangan mudik. Kalau tidak ditaati maka peningkatan jumlah terjangkit akan melonjak. Untunglah banyak orang mendengarkan “anjuran” ini. Meski tidak ada sanksi apa-apa, tampak jalan-jalan sepi meski liburan selama hampir seminggu.
Kalaupun keluar rumah, hanya sampai ke taman atau hanya untuk belanja. Belanjapun dikurangi frekuensinya, hanya satu kali dalam seminggu.
Namun demikian ada tempat yang “agak susah” dianjurkan untuk tidak beroperasi, yaitu tempat Pachinko. Pachinko adalah tempat orang bermain “slot”.
Karena ada yang masih buka, justru orang yang “hobby” pachinko datang “memadati” tempat itu. Terjadilah kerumunan, sempat menjadi kekawatiran besar. Untunglah sampai sekarang tidak terjadi kluster dari Pachinko.
Membaik, tapi Masih Harus Hati-hati untuk Gelombang Kedua
Pemerintah, melalui siaran TV, menerangkan dan minta maaf belum bisa mencabut situasi darurat. Perpanjangan status darurat ini berakibat ke beberapa dunia bisnis yang belum bisa buka kembali, serta sekolah juga belum bisa mulai. Dari data jumlah orang yang terjangkit virus memang sudah menurun, dan jumlah orang sembuh juga semakin naik.
Dari data terakhir, tanggal 9 Mei 2020, selama hampir 100 hari wabah ini, Jepang dan Tokyo sudah bisa melewati krisis peningkatan tajam penderita.
Situasi 15 Mei 2020
Pada Jum’at (15/5) di kota Tokyo jumlah penderita barunya hanya 9 orang, jadi penurunan sangat terlihat. Hari itu juga diumumkan bahwa 39 provinsi sudah mulai dicabut situasi daruratnya. Beberapa orang juga lega, akan tetapi diwarnai kekawatiran juga karena akan timbul gelombang kedua kalau saja orang banyak yang sembarangan. Meski dicabut status darurat, tetapi semua warga harus menjaga dan hidup dengan pola yang disebut “New Normal”, seperti tetap harus tetap cuci tangan, memakai masker dan sebagainya.
Tokyo sendiri belum dicabut statusnya, akan tetapi sudah diumumkan syarat-syarat pencabutan yaitu dalam satu minggu rata-rata yang terjangkit kurang dari 20 orang. Kemudian dari yang terjangkit itu yang asal usul kluster nya tidak jelas harus kurang dari 50%. Artinya apa, kalau masih belum jelas asal virus berarti virus masih banyak beredar ditempat yang belum terdeteksi. Karena syaratnya dalam kurun seminggu, maka warga Tokyo baru minggu depan untuk bisa tahu status darurat itu dicabut atau tidak.
Demikian sedikit cerita tentang Tokyo dan Jepang, semoga berguna bagi masyarakat Indonesia untuk bisa menahan diri dan bersama sama menghindari penularan yang tidak terkendali. Perlu kerja sama dari semua masyarakat. Tak lupa saling membantu dan saling berbagi kepada yang membutuhkan. (Koresponden Tokyo, Sapto Nugroho / YK-1)