Di mana-mana orang berburu masker. Di berbagai negara stok masker menipis dan sulit dicari di toko retail. Di Indonesia pun, di beberapa kota besar, stok masker sulit dicari di toko berjejaring. Bahkan di toko berjejaring di pinggiran Jogja, di Godean, stok masker sudah mulai sulit dicari dalam beberapa hari terakhir.
Ya, respons alami manusia terhadap penyakit baru yang aneh, apalagi menyebabkan kehebohan begitu besar di seluruh dunia, tentu saja menimbulkan kecemasan dan ingin melakukan sesuatu. Itu sebabnya banyak orang membeli dan menimbun masker.
Padahal, menurut spesialis pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Iowa, AS, kita semua TIDAK memerlukan masker. Masker jenis apa pun, masker bedah, masker N95, masker respirator, atau masker jenis apa pun tidak kita perlukan untuk melindingi diri dari virus corona bahkan jika virus ini sudah masuk ke lingkungan terdekat kita.
“Rata-rata orang yang sehat tidak perlu memiliki masker, dan mereka seharusnya tidak mengenakannya,” kata Dr. Perencevich seperti dikutip Forbes. “Tidak ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi mereka. Mereka memakainya secara salah, dan mereka justrumeningkatkan risiko infeksi karena mereka lebih sering menyentuh wajah mereka (untuk membetulkan letak masker).”
Pakailah Masker Hanya Jika Anda Sakit
Tidak banyak yang tahu bahwa virus corona tidak menular melalui udara. Virus corona ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara. Itu berarti Anda tidak dapat menghirupnya secara acak, tetapi itu juga berarti masker bedah standar yang Anda lihat dipakai orang tidak akan membantu. Masker-masker itu dirancang untuk menjaga agar tetesan tetap didalam, bukan untuk mencegahnya datang dari luar dan dimaksudkan agar pemakainya tidak membuat orang lain sakit.
“Saat Anda butuh masker adalah jika Anda sakit dan Anda harus meninggalkan rumah,” kata Dr. Perencevich. “Jika Anda terserang flu atau mengira Anda menderita COVID, saat itulah Anda mengenakan masker untuk melindungi orang lain tertular. Di rumah, jika Anda merasa sedang sakit, Anda harus mengenakan masker untuk melindungi anggota keluarga Anda.”
Apa yang Membuat Virus Keluar?
Jenis penutup wajah yang mengurangi paparan partikel di udara — termasuk melindungi pemakainya dari virus dan bakteri — disebut respirator. Jenis alat perlindungan diri (APD) yang dikenakan petugas kesehatan ketika merawat seseorang dengan penyakit menular serius adalah alat bantu pernapasan medis.
Produsen utama masker dan respirator, 3M, menjelaskan, respirator medis melindungi pemakai dari sakit dan melindungi pasien dari kuman pemakai. Respirator medis ini harus memiliki peringkat efisiensi “N95,” “FFP2,” atau peringkat serupa yang mengacu pada berapa banyak partikel dan dengan ukuran berapa yang tidak bisa melewatinya. Respirator medis sekali pakai dapat menyerupai masker bedah standar tetapi harus dibuang setelah sekali pakai karena mereka terkontaminasi dengan partikel yang disaring.
Menyulitkan Tenaga Kesehatan
Produsen masker 3M malah mengatakan bahwa seberapa baik pun kualitas masker jika pemakai tidak mencuci tangan sebelum dan setelah melepas masker, resiko besar akan selalu mengancam.
Kegilaan dari kebutuhan akan masker yang melanda seluruh dunia pada pekan-pekan terakhir membuat stok masker di seluruh dunia benar-benar menipis. Akibatnya, kekurangan stok mempersulit rumah sakit dan petugas kesehatan yang benar-benar membutuhkannya.
“Yang paling memprihatinkan adalah jika petugas kesehatan kami sakit dan harus tinggal di rumah, maka kami kehilangan dokter dan perawat yang kami butuhkan untuk melewati wabah ini,” kata Dr. Perencevich, yang baru-baru ini men-tweet kekhawatiran tentang “potensi krisis” dari Kelangkaan respirator N95.
US Surgeon General Jerome Adams, MD, bahkan telah memohon di Twitter, agar orang-orang berhenti membeli masker. “Jika penyedia layanan kesehatan tidak bisa merawat pasien yang sakit, itu membuat mereka dan masyarakat kita dalam risiko!”
Cara Sebenarnya Melindungi Diri Dari COVID-19
Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari virus corona adalah simpel, yaitudengan mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur. Karen Fleming, PhD, seorang profesor biofisika di Johns Hopkins University, menjelaskan bahwa “Coronavirus adalah virus yang ‘diselimuti’, yang berarti ia memiliki lapisan membran lipid luar, lapisan luar lemak. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk ‘melarutkan’ lapisan lemak berminyak ini dan membunuh virusnya,” katanya.
Cuci tangan Anda sebelum dan sesudah makan dan cobalah melatih diri Anda untuk tidak menyentuh wajah Anda, “terutama mulut dan hidung Anda,” kata Dr. Perencevich. Bawa pembersih tangan untuk berjaga-jaga jika Anda tidak bisa mendapatkan sabun dan air setelah menyentuh wajah Anda atau permukaan lain yang mengandung kuman (seperti gagang pintu).
“Hanya karena itu adalah virus pernapasan, bukan berarti virus itu masuk ke tubuh Anda melalui pernapasan,” katanya. “Itu bisa masuk ketika tangan Anda yang terkontaminasi menyentuh mulut atau wajah Anda. Jadi, cuci tangan Anda, dan jangan menyentuh mulut atau wajah Anda tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. “
Anda juga dapat melindungi diri dengan jaga jarak. Jika Anda melihat seseorang batuk atau bersin atau terlihat sakit, jauhkan diri setidaknya 1 meter darinya karena sejauh itulah sebagian besar tetesan akan bergerak mendekati Anda. Jangan lupa cuci tangan, sederhana dan murah.(Maya P / YK-1)