Setahun Booking Gedung dan Keribetan Lain Demi Nikah di Tanggal Cantik

Setahun Booking Gedung dan Keribetan Lain Demi Nikah di Tanggal Cantik

Februari ini ada dua hari yang banyak menjadi pilihan orang untuk menikah. Istiqomah, Pengelola Wisma Kagama Bagian Keuangan dan Promosi menunjukkan list pemesanan gedung pertemuan yang berada di bawah bendera UGM itu.

“Tanggal 2 dan 22 sudah penuh ada dua wedding, pagi dan malam. Kalau tanggal 20 malah belum ada, soalnya weekday kan, jadi ribet,” kata Istiqomah, Jumat (17/1).

Pemesanan gedung Wisma Kagama untuk pernikahan sudah dilakukan jauh-jauh hari, sejak Juni tahun lalu tanggal 22 sudah penuh, sedangkan untuk tanggal 2 penuh sejak Juli. Menurut Istiqomah, setiap tanggal-tanggal cantik, terutama ketika akhir pekan, memang hampir selalu banyak yang menyewa Wisma Kagama untuk acara pernikahan.

Kondisi serupa terjadi dengan Gedung Auditorium UNY, tanggal 2 dan 22 Februari sudah terpesan sejak jauh-jauh hari untuk pesta pernikahan.

“Sudah lama, sudah sejak setahun lalu di-booking-nya,” ujar Pengelola Auditorium UNY, Fuad Yasbani di hari yang sama.

Istiqomah dan Fuad mengatakan, mereka bahkan harus menolak sejumlah pemesanan gedung di tanggal-tanggal itu karena penuhnya kuota tersebut.

“Sampai ada waiting list-nya, jadi minta dikabarin kalau ada yang cancel,” kata Istiqomah.

Beberapa gosip menyebutkan ada beberapa Gedung di Jogja yang sudah dipesan oleh para makelar dan dijual dengan harga lebih tinggi di tanggal cantik. Namun para pemilik gedung besar dan favorit di Jogja memastikan hal itu tidak benar sebab harga sewa gedung sudah fix.

Katering dan WO Banjir Pesanan

catering dan wo banjir pesanan
Stan makanan di nikahan. Foto: D.N Mustika Sari/kumparan

Tak hanya penyewaan gedung, usaha katering dan wedding organizer (WO) juga kebanjiran rezeki. Katering Karunia, salah satu jasa katering terbesar di Jogja, pada 2 Februari untuk shif pagi sudah tidak menerima pemesanan lagi. Karunia sudah menerima tiga pemesanan untuk shif pagi pada 2 Februari besok. Mereka juga sampai menolak beberapa pesanan katering pernikahan.

“Karena kalau Minggu itu banyaknya memang pagi, soalnya kalau malam itu kan besoknya hari kerja, jadi agak jarang,” kata Yuliana, Humas dan Customer Service Karunia.

Berbeda dengan tanggal 22 Februari, baik pagi maupun malam kuota pemesanan katering di tempatnya sudah penuh. Karena bertepatan pada hari Sabtu, maka kuota untuk malam pun sudah penuh. Pemesan katering di tanggal-tanggal cantik itu sudah dilakukan jauh-jauh hari, ada yang tiga bulan, enam bulan, bahkan setahun yang lalu.

“Apalagi tanggal 10 Oktober itu juga ada, 10-10-2020 itu sampai hari ini juga sudah full, siang maupun malam,” lanjutnya.

Tak jauh berbeda dengan usaha katering lainnya, Katering Laras misalnya. Tanggal 2 Februari, mereka juga kebanjiran pesanan dan harus menolak sejumlah permintaan. Tiga kuota yang mereka sediakan untuk satu hari, habis terpesan oleh acara pernikahan.

“Banyak kalau yang ditolak, ndak ngitung, soalnya kan sudah lama penuh,” kata Admin Laras Katering, Nanda Rista.

Novitasari, owner Palma Wedding Organizer juga bercerita bagaimana usaha WO-nya kebanjiran rezeki di tanggal cantik. Pada 2 Februari besok, dia sudah menerima tiga even pernikahan yang artinya kuota untuk hari itu sudah penuh.

“Sudah sejak setahun yang lalu (pemesanannya). Mungkin mereka sudah berpikir kalau itu tanggal cantik, cocok buat nikah ya,” ujar Novitasari.

Hal sama juga dialami WO Bunga Kinasih, Antin Surya Nurlina, Owner WO tersebut mengatakan dirinya menolak beberapa pelanggan karena memang pada 2 Februari kuotanya sudah penuh. Dalam sehari, dia menyediakan dua kuota, pagi dan malam.

“Mau bagaimana lagi, kan kemampuan tenaga kita juga terbatas,” ujarnya.

Katering Rentan Disalahkan

pernikahan
Ilustrasi menikah. Foto: Shutter Stock

Di antara usaha di bidang pernikahan, katering bisa dibilang sebagai usaha yang paling ribet. Terlebih jika ada klien yang enggan terbuka tentang jumlah tamu yang akan hadir. Beberapa kasus, misalnya ada pelanggan yang mengatakan jumlah tamunya tak lebih dari 700 orang. Namun saat pelaksanaan, orang-orang yang sebelumnya dikira tidak akan datang ternyata datang. Meski mereka biasanya menyediakan cadangan, namun tetap saja cadangan itu tidak bisa menutup semua kekurangan yang ada.

“Kan orang-orang akan tanya, siapa kateringnya? Kan yang malu kita. Padahal sejak awal biasanya juga sudah kita kasih tahu, cuman itu, kadang masih ada yang enggak mau terbuka,” ujar Nanda.

Hal serupa juga dikatakan oleh Yuliana. Bukan perkara gampang menyiapkan ratusan bahkan ribuan paket makanan dalam waktu beberapa jam saja. Sebab makanan tidak bisa dibuat jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan.

“Selain jangan sampai kurang, jangan sampai basi juga,” kata Yuliana.

Jika dalam sehari ada beberapa tempat, lalu lintas yang makin padat juga jadi kendala tersendiri. Terlebih jika jarak antara satu tempat dengan tempat lainnya cukup jauh. Mereka harus berkejaran dengan waktu agar tidak terlambat datang ke lokasi pernikahan.

Atas pertimbangan itu, baik Laras maupun Karunia tidak menerima semua pesanan, Laras membatasi tiga even dalam sehari, Karunia membatasi enam even, yakni tiga pagi dan tiga malam.

“Ya ini demi menjaga kualitas. Kami juga ndak mau ya untung banyak cuman sekali tapi pelanggan malah kecewa, setelah itu malah ndak dapat kepercayaan lagi,” jelasnya.

Wedding organizer pun demikian, Bunga Kinasih maupun Palma bisa saja menerima lebih dari kuota yang mereka sediakan. Namun karena terbatasnya tenaga, daripada mengambil risiko merusak kepercayaan pelanggan, mereka lebih baik menolak pesanan tersebut.

“Bisa aja sebenarnya ngerjain lebih dari tiga, tapi takutnya kan nanti malah mengecewakan, enggak maksimal,” jelas Novitasari yang tak jauh berbeda dengan pernyataan Rina, sapaan akrab Antin Surya Nurlina.

Biaya Nikah yang Tak Murah

Untuk sewa gedung, Wisma Kagama menyediakan paket antara Rp 12,5 juta sampai Rp 25 juta, tergantung fasilitas apa saja yang akan dipakai. Sementara kalau mau menyewa Auditorium UNY, sekali event dengan waktu hanya sekitar 7 jam pamakaian, biayanya mencapai Rp 25 juta.

Memang ada banyak pilihan gedung lain di Jogja selain kedua tempat itu. Tapi Wisma Kagama dan Auditorium UNY bisa memberikan gambaran berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa tempat pernikahan di tengah kota Yogyakarta.

Tapi gedung masih terbilang kecil, biaya paling besar justru katering. Untuk katering, satu orang tamu rata-rata diestimasikan antara Rp 45 ribu sampai Rp 80 ribu, tergantung paket yang dipilih.

“Jadi tinggal dikalikan saja sama jumlah tamunya. Katering itu bisa menghabiskan lebih dari 50 persen anggaran malah,” ujar Nanda.

Novitasari mengatakan standar biaya pernikahan di Jogja saat ini adalah Rp 100 juta. Tapi anggaran itu masih sangat mepet. Rina mengatakan, minimal butuh anggaran Rp 150 juta untuk keperluan menikah.

“Itu kalau mau aman ya, minimal Rp 150 juta,” jelasnya.

Karena itu, Rina heran ketika membaca iklan paket pernikahan hanya Rp 25 juta. Dia tidak tahu bagaimana dengan anggaran sekecil itu bisa menyelenggarakan pesta pernikahan. Menurutnya, usaha WO harusnya terbuka kepada klien, sehingga klien tidak merasa tertipu.

“Kan banyak kasusnya itu. Ternyata kalau mau pakai ini harus nambah, pakai itu harus nambah (biaya). Kenapa itu tidak dijelaskan di awal? Kan kasian juga pelanggan, penginnya murah malah biayanya jadi membengkak,” jelas Rina. (Widi Erha Pradana / YK-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *