Ketersediaan stok darah di bulan Puasa menjadi perhatian serius Palang Merah Indonesia (PMI) DIY selain pandemi COVID-19. Akibat pandemi, stok darah di DIY sempat menurun, bahkan krisis. Namun saat ini, perlahan ketersediaan darah di tiap kabupaten dan kota sudah berangsur membaik.
Ketua PMI DIY, GBPH Prabukusumo, mengatakan krisis darah tak hanya terjadi di DIY, tapi juga di wilayah-wilayah lain secara nasional. Untuk memulihkan kembali stok darah hingga berada di angka aman, PMI telah meminta dukungan kepada Pemprov DIY, pemerintah kabupaten/kota, maupun TNI dan Polri. “Alhamdulillah stok darah sudah mulai pulih sebelum puasa kemarin,” kata GBPH Prabukusumo di Markas PMI DIY, Senin (27/4).
Gusti Prabu mengatakan, saat ini yang menjadi harapan besar untuk menyuplai darah adalah program mobil unit yang melakukan kegiatan donor darah di kantor pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota. “Karena itu program yang bisa efisien,” lanjutnya.
Dalam kondisi normal, mobil unit biasanya memasok 50 sampai 60 peren stok darah di Unit Donor Darah (UDD) PMI. Namun sejak pandemi, banyak instansi dan masyarakat yang membatalkan program mobil unit, bahkan hampir tidak ada sama sekali, padahal dalam kondisi normal bisa mencapai empat mobil unit sehari. Inilah yang kemudian membuat stok darah di PMI DIY sempat mengalami penurunan hingga mencapai angka 60 persen.

Kota Yogyakarta menjadi perhatian karena kebutuhan stok darah yang sangat tinggi dibanding kabupaten lain di DIY. Wakil Ketua Bidang Unit Donor Darah (UDD) PMI DIY, Suryatno, mengatakan angka aman untuk Kota Yogyakarta adalah 2.500 kantong per bulan. Sementara untuk empat kabupaten lain, 50 kantong perhari atau 1.500 perbulan sudah termasuk aman. “Menjelang puasa ini memang agak krisis ya. Cuman Alhamdulillah kita sudah membuat jadwal donor darah di lapangan dan stok sudah mulai pulih mendekati normal lagi,” ujar Suryatno.
Menjelang puasa biasanya tren masyarakat yang mendonorkan darahnya memang menurun, namun permintaannya juga menurun. Pekan pertama puasa, biasanya pendonor memang turun, namun pekan kedua dan ketiga biasanya akan naik kembali.
Stok darah di PMI Kota Yogyakarta di periode awal puasa sampai saat ini, jumlah kunjungan pendonor mencapai 90 orang dan dapat terambil darahnya sekitar 59 kantong darah. Sementara dari grafik yang ada, di masa COVID-19 ini kebutuhan darah di Kota Yogyakarta rata-rata 50 sampai 100 kantong. “Paling banyak memang Kota Jogja, karena rumah sakitnya kan juga banyak,” lanjutnya.
Sementara itu, di cabang PMI Kabupaten Sleman, stok darah saat ini sampai empat hari ke depan masih aman. Di hari biasa, stok darah aman di PMI Kabupaten Sleman sejumlah 50 kantong darah per hari, namun di situasi puasa dan pandemi, stok darah aman turun menjadi 42 kantong per hari.
Di PMI Kabupaten Bantul, stok darah aman per hari rata-rata 25 kantong, namun sejak awal puasa sampai hari ketiga baru ada 25 pendonor yang tercatat. Di Kulon Progo, stok darah masih aman sampai 13 hari ke depan, sementara di Gunungkidul masih aman hingga pertengahan puasa.
“Golongan darah yang paling sulit AB, karena dalam statistik AB itu memang rendah, kalau paling banyak O,” ujar kata Suryatno.
Untuk menaikkan stok darah, ada beberapa cara yang dilakukan. Misalnya PMI Sleman telah menggandeng masjid, gereja, serta lembaga keagamaan besar untuk mengantisipasi ketersediaan stok darah. Di Bantul dan Kulon Progo, untuk menarik minat masyarakat untuk berdonor, PMI menyediakan suviner selain juga menyebarkan pesan berantai kepada para pendonor.
Suryatno juga menekankan, supaya masyarakat tetap mendonorkan darahnya seperti biasa untuk mengantisipasi terjadinya krisis stok darah. Adapun pelayanan darah tetap dilayani selama 24 jam, sementara untuk penyadapan darah di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Yogyakarta dilayani mulai pukul 08.00 sampai 24.00 WIB, Sleman 08.00 sampai 23.00 WIB, Kulon Progo dari 08.00 sampai 22.00 WIB, sementara Gunung Kidul dan Bantul sejak 08.00 sampai 21.00 WIB. Sementara waktu yang disarankan untuk berdonor saat puasa adalah pada malam hari, satu jam setelah berbuka.
“Untuk masyarakat jangan takut untuk mendonorkan, karena penyakit COVID-19 ini tidak menular lewat darah, menularnya lewa droplet. Donor darah di PMI juga aman, karena kita sudah menerapkan Protokol Pencegahan COVID-19 terkait Donor Darah,” jelas Suryatno. (Widi Erha Pradana / YK-1)