Okuafo AI, Aplikasi Pertanian yang Mengubah Nasib Petani di Afrika

Okuafo AI, Aplikasi Pertanian yang Mengubah Nasib Petani di Afrika

Dunia sedang berada dalam zaman yang disebut sebagai revolusi industri 4.0. Hampir di semua bidang sektor kehidupan kita jumpai penggunaan mesin-mesin yang terkonenksi jaringan internet. Semua sektor kehidupan berubah sangat cepat, lima tahun lalu adalah sejarah, dan 50 tahun lalu sudah menjadi purba, wilayah yang dimiliki nenek moyang.

Bertani adalah salah satu kegiatan pemenuhan ekonomi paling awal, namun juga menjadi salah satu yang masih purba. Masih banyak petani yang melakukan aktivitas pertaniannya dengan cara lama. Padahal, pertanian adalah sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Musim kemarau berkepanjangan, beberapa komoditas terncam gagal panen, serangan hama datang bergantian tiap musim karena keseimbangan alam yang terganggu.

Seperti halnya negara berkembang lainnya, Ghana juga menggantungkan perekonomiannya dari pertanian. Iklim di Ghana nyaman untuk berkebun, merupakan penghasil kakau terbesar di dunia bersama Pantai Gading, tetangganya. Beragam tanaman holtikultura juga menjadi andalan.

Aplikasi Okuafo AI

Okuafo AI, Aplikasi Pertanian yang Mengubah Nasib Petani di Afrika
Ilustrasi petani di Afrika. Foto: eniday.com

Di Afrika, salah satu tantangan yang dihadapi petani lokal terutama di daerah pedesaan adalah kurangnya pelatihan teknis dan bantuan. Pakar pertanian sering kesulitan menjangkau petani di komunitas seperti itu, sulitnya akses dan besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk sampai ke wilayah terpencil menjadi batasannya. Padahal, banyak keluarga menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sekitar 40% penduduk Ghana berada di sektor pertanian dan sebagian besarnya berada di wilayah pedalaman

Sejak berdirinya Yayasan Okuafo tahun 2018, sekitar 600 petani di pedalaman Ghana merasakan pengalaman indahnya revolusi industri 4.0 di sektor pertanian. Aplikasi Okuafo AI, mempunyai algoritma kecerdasan buatan yang canggih, mendiagnosa tanaman, dan memungkinkan petani mendeteksi serangan hama pada tahap awal.

Teknologi yang diterapkan pada aplikasi telepon pintar, membantu para petani mengenali jenis hama dan merekomendasikan penanganannya. Semacam penyuluh pertanian dalam aplikasi, ada dalam genggaman tangan bahkan bagi seorang petani pemula. Tidak hanya untuk tanaman, tapi juga pada hewan ternak. Dan semuanya bisa dilakukan dalam mode luring!!

Dengan sensor temperatur pintar, para petani bisa mengetahui suhu yang tepat bagi tanaman dan hewan ternaknya. Sehingga tindakan pencegahan bisa dilakukan sejak gejala awal, mencegah kerugian yang lebih besar. Kecerdasan buatan yang ditanamkan dalam aplikasi ini mampu membantu petani untuk menekan pengeluaran pembasmi hama dan meningkatkan produktifitas pertanian hingga 50% !!.

Bantu 30 Ribu Petani

Kehadiran aplikasi ini membantu orang-orang yang baru mencoba bertani ataupun petani senior, skala kecil ataupun besar. Menolong lebih dari 30.000 petani di Ghana, Nigeria, Burkina Faso dan Togo. Jadi jangan heran jika nanti suatu saat bertemu petani di sawah yang bukannya nyangkul, tapi asik main gawai canggih. Bukannya mencabuti rumput dan membersihkan ladang, tapi sibuk foto-foto. Big data yang dimiliki Okuafo dikelola dengan baik, dan dengan sesegera mungkin memberikan solusi pada masalah yang dihadapi petani. Itu demi hasil panen yang maksimal. Seperti kata Slank, mereka menghitung labanya pake komputer, meskipun belum mengangkut hasil panen pake helikopter.

Perusahaan rintisan yang didirikan bersama oleh Tina Appiah dan Mustapha Diyaol Haqq ini percaya, bahwa pertanian adalah upaya mereka yang paling bijaksana, karena pada akhirnya akan berkontribusi paling besar pada kekayaan nyata, moral yang baik, dan kebahagiaan.

Upaya yang dilakukan Okuafo tersebut dianggap memenuhi kriteria pemenang di kategori Makanan Zayed Sustainability Prize 2020. Pada acara yang dihelat di Abu Dhabi 13 Januari lalu itu, Okuafo menerima hadiah sebesar 600.000 dollar Amerika. Ini juga mencatatkan Ghana untuk pertamakalinya menang dalam hadiah presitisius dari Uni Emirat Arab ini.

Masa Depan Pertanian Berkelanjutan

Okuafo AI, Aplikasi Pertanian yang Mengubah Nasib Petani di Afrika
Syech Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi memberikan penghargaan pada perwakilan dari Okuafo untuk pemenangan Zayed Sustanability Prize kategori pangan.

“Dana hadiah ini akan memungkinkan kami untuk memberdayakan petani, di seluruh Afrika, dengan solusi bertenaga AI berkelanjutan yang akan merevolusi cara mereka bertani, menyimpan, dan memproses hasil panen mereka, ”kata Mustapha Diyaol Haqq dalam pidato penerimaan hadiah.

“Inovasi di sektor pertanian akan menjadi kunci untuk mengatasi masalah produktivitas dan keamanan pangan dan pendekatan Yayasan Okuafo bukan hanya solusi yang berdampak menguntungkan banyak petani saat ini, itu jelas merupakan inspirasi dan model untuk organisasi yang berpikiran sama lainnya dan dalam komunitas mereka layani.” kata Direktur Zayed Sustainability Prize, Lamya Fawwaz.

Dalam kategori lainnya di acara yang sama, Ceres Imaging dari Amerika Serikat, menjadi pemenang dalam kategori Air. Teknologi berbasis data Ceres Imaging telah memungkinkan praktik irigasi yang lebih efisien dan ketersediaan air yang cukup untuk lahan pertanian, tanaman dan manusianya. Ceres Imaging saat ini melayani sekitar 1.000.000 hektar tanah, di AS dan Australia.

Ceres Imaging (CI) adalah salah satu perusahaan yang menyediakan solusi pencitraan spektral tanpa mengganggu rutinitas harian petani. Mereka menangani bidang pencitraan spektral dan membantu memantau nutrisi, pupuk, gulma, penyakit, kebutuhan irigasi, dan ketinggian air di lahan pertanian. Itu sudah hampir semua kebutuhan produksi pertanian.

Dr. Lamya Fawwaz, Direktur Zayed Sustainability Prize, mengatakan, “solusi manajemen air masih menjadi perhatian penting dan tantangan keberlanjutan global di masa depan. Bagaimanapun, kita sangat terkesan pada tingginya kualitas proyek yang hadir di kategori ‘Air’ tahun ini. Komitmen untuk melawan segala rintangan dengan basis teknologi, solusi agrikultur yang meningkatkan irigasi, manajemen nutrisi, begitupun pencegahan hama dan penyakit di seluruh dunia.”

Sustainability agriculture adalah masa depan. Ilmu pengetahuan dan teknologi pendukung sudah tersedia, dan akan semakin banyak. Bukan hanya untuk memakmurkan petani di pedalaman, namun untuk menjaga keberlangsungan peradaban manusia. Bertani adalah upaya paling awal manusia untuk merekayasa alam. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *