Melihat Dunia Empon-empon Sebelum dan Sesudah Corona di Pasar Beringharjo, Jogja

Melihat Dunia Empon-empon Sebelum dan Sesudah Corona di Pasar Beringharjo Jogja

Ketahuilah, ada dunia yang sedang bergerak cepat yang dimulai pada Selasa (3/3) siang tadi di lantai 2 Pasar Beringharjo Yogyakarta. Dunia baru yang wangi parfum dan penuh semangat muda, merangsek, menggantikan dunia tua yang sunyi dan harum rempah-rempah masa lalu.

“Biasanya jam segini belum laku, tapi ini beberapa sudah habis,” kata salah satu pemilik kios empon-empon di lantai 2 Pasar Beringharjo, CH Sahid pada pukul 1 siang tadi.

Meski menolak mengakui, dari informasi beberapa pemilik toko empon-empon lain di Pasar Beringharjo, Sahid adalah pengepul yang menyuplai empon-empon ke kios lain di pasar itu.

Apa saja yang sudah habis bu. Tanya saya.

“Temulawak, jahe, serai, habis,” katanya sambil menata keranjang tempat stok empon-empon yang masih tersisa.

Sold out, Buk ! Selamat ! Kata saya dengan mengeraskan suara dan tersenyum ikut bahagia.

Corona, corona, corona, saya terus mendengar kata-kata itu sepanjang siang di lorong penjual empon-empon ini. Hangat dan harumnya aroma empon-empon semarak bahagia bersama harumnya parfum para pelanggan baru yang datang.

Ada salah satu kios yang paling ramai di Pasar Beringharjo siang itu, yaitu kios bahan jamu tradisional dan rempah Bu Eko. Sinarwati, salah seorang pegawai di kios empon-empon Bu Eko tampak sangat sibuk melayani para pembeli. Saking sibuknya, dia sampai tak sempat makan siang.

“Baru hari ini (ramai). Sejak pagi sampai sekarang ramai banget,” ujar Sinarwati.

Biasanya, hanya satu dua orang yang membeli empon-empon di sana, itupun kebanyakan hanya ibu-ibu yang sudah tua. Tapi siang itu, pembeli silih berganti datang, tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan.

“Katanya buat mencegah corona, kata Pak Jokowi itu lho. Jadi pada nyari ke sini,” lanjutnya.

Jenis Empon-empon Paling Banyak Diburu

penjual empon-empon di pasar beringharjo
Salah seorang pembeli empon-empon di Pasar Beringharjo. Foto : Widi Erha Pradana

Jenis empon-empon yang ramai dibeli di Beringharjo hanya beberapa jenis saja, yakni jahe, temulawak, kunyit, serai, dan kayu manis, hampir tidak ada orang yang membeli jenis lain selain itu. Anom Junprahadi misalnya, dia berburu temulawak bersama istrinya.

Sebelumnya Anom hampir tak pernah belanja temulawak maupun empon-empon lainnya, namun ketika menonton berita di televisi bahwa empon-empon bisa mencegah virus corona, dia langsung mengajak sang istri untuk mencari temulawak ke pasar Beringharjo.

“Karena saya melihat di TV dan YouTube kalau temulawak itu bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bisa mengantisipasi supaya tidak terjangkit virus corona,” ujarnya di tengah kerumunan pembeli lain.

Entah kapan terakhir Anom meminum jamu temulawak. Tapi ketika kecil, ibunya sering membuatkan ramuan temulawak, sehingga dia cukup akrab dengan rasanya.

“Kalau jahe saya kurang suka karena pedes. Tiap hari udah pedes dengerin suara istri,” kelakarnya yang membuat pinggangnya mendapat cubitan kecil dari sang istri.

Baiklah. Mas-nya bercanda. Padahal, saya punya pacar aja belom. Hiks.

Profil konsumen seperti Anton, baru datang pertama kali ke kios empon-empon Beringharjo, saya temui banyak sekali. Pemuda, pemudi, keluarga muda, semua tampak jauh lebih rapi dan wangi parfum ketimbang para pedagangnya.

Tapi siang itu saya juga ketemu dengan Evi, ibu muda yang datang bersama anak perempuannya. Dia baru saja membayar belanjaannya meliputi jahe merah, kunyit, temulawak, kayu manis, dan serai. Sebenarnya sudah sekitar setengah tahun terakhir dia membuatkan ramuan empon-empon untuk diminum keluarganya, jauh sebelum isu virus corona ini menyeruak.

“Biasanya paling beli untuk stok seminggu. Tapi katanya bisa untuk mencegah corona, jadi karena takut kehabisan ya udah tak beli banyak sekalian,” ujar Evi.

Harga Mulai Merangkak

kunyit mudah dicari
Stok kunyit masih berlimpah sedangkan temulawak, jahe, dan serai, sudah sulit dicari di Pasar Beringharjo pada Selasa (3/3) siang.

Karena tingginya permintaan, baru tengah hari stok beberapa jenis empon-empon di kios Bu Eko sudah habis. Akibatnya, harga beberapa jenis empon-empon sudah mulai mengalami kenaikan.

“Sudah naik sedikit,” ujar Sinarwati.

Harga jahe emprit per kilogram saat ini Rp 45 ribu, jahe merah Rp 60 ribu, temulawak Rp 15 ribu, kunyit Rp 15 ribu, kayu manis Rp 65 ribu, serta serai Rp 10 ribu. Namun harga itu kemungkinan besar akan naik, sebab harga di pengepul juga mulai naik.

Menurut Sahid, harga kulakan sebenarnya sudah naik dua kali lipat yang artinya naiknya tidak sedikit.

“Dari sananya sudah naik hampir dua kali lipat, ndak tahu besok mungkin naik lagi,” kata Sahid.

Sahid mendapatkan bahan empon-empon dari sejumlah daerah. Jahe, kunyit, dan kencur, dia peroleh dari Pacitan, Jawa Timur. Sementara temulawak dan serai dia peroleh dari Magelang dan Kulon Progo.

Sahid bilang, orang-orang yang biasanya membeli empon-empon ke dia hanyalah para pedagang kecil dan penjual jamu. Tapi mulai Selasa (3/3) siang ini, seluruh khalayak dari berbagai usia dan kalangan berburu empon-empon.

Berbahagialah Sahid dan semua yang suka harum serai dan pedasnya Jahe. (Widi Erha Pradana / YK-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *