Lockdown di Kota-kota Besar Dunia Bikin Tikus Got Semakin Beringas dan Kanibal

Lockdown di Kota-kota Besar Dunia Bikin Tikus Got Semakin Beringas dan Kanibal

Aturan penguncian yang berlaku di banyak kota besar di berbagai negara di dunia telah memaksa orang-orang untuk terus berada di rumah, mereka makan di rumah, belajar di rumah, dan bekerja dari rumah. Ratusan juta orang yang tidak bisa bekerja dari rumah kehilangan pekerjaannya, berdiam di rumah, dan menunggu bantuan tetangganya atau pemerintah.

Seperti halnya manusia, tikus-tikus juga terdampak aturan penguncian. Tong sampah restoran dan kafetaria yang merupakan sumber makanan mereka kini kosong. Restoran bukan termasuk bisnis esensial sehingga bisnis kuliner ini tidak beroperasi, yang berarti tidak ada produksi makanan dan sampah. Seperti halnya manusia yang kehilangan sumber pendapatan, tikus-tikus ini lapar kehilangan sumber makanan.

Tikus Menyerbu Perumahan

Bagi kita di Indonesia, kehadiran tikus di lingkungan tempat tinggal itu sangat biasa.Bahkan saat duduk nongkrong bersama teman-teman di ujung gang atau mungkin di teras rumah, tikus-tikus itu lewat tanpa permisi, tidak punya rasa takut atau pun rasa malu. Tapi di Inggris, tikus yang menyerbu perumahan jadi kegelisahan besar warga.

Harian Inggris The Sun menceritakan pengalaman MichelaFerrano Warga Llanelli, South Wales, Britania Raya yang mengatakan bahwa sepanjang malam dia tidak dapat tertidur, suara menggaruk dan mendecit didengarnya sepanjang malam. Saat dia menceritakan pengalamannya pada tetangganya, dia menemukan cerita yang sama. Tikus memang kini hadir di daerah pemukiman dalam jumlah besar.

Frances Anne Klusek, yang juga tinggal di area tersebut bersama suaminya, mengatakan mereka membersihkan taman dan menemukan 25 tikus.

“Tikus-tikus itu membuat kami tidak bisa tidur. Kami terbangun jam 3 pagi dan mengepel rumah.”

Petugas teknik British Pest Control Association (BPCA) Natalie Bungay mengatakan, “Tikus, menjadi semakin terlihat di daerah pemukiman. Dengan tidak adanya sepakbola di kota besar dan kecil, ketersediaan sampah makanan di tong sampah atau yang tercecer di lantai juga tidak ada.”

Hasilnya, tikus memperluas daerah pencarian makanan mereka. Dan pemukiman manusia adalah target yang paling didapatnya.

Secara alami, tikus akan berusaha menghindari manusia secara langsung maupun tidak, dengan semakin sedikit manusia yang berjalan di jalan, tikus-tikus mungkin menjadi lebih berani.

Tikus Nekat Menyerang Angsa

Pada titik tertentu, rasa lapar yang amat sangat bisa mendorong manusia sebagai mahluk paling cerdas di bumi untuk ke luar dari zona nyamannya, untuk menggandakan usahanya dan melakukan lebih dari biasanya. Tikus juga memiliki dorongan itu.

Masih dari Inggris, Daily Star memuat berita sekawanan tikus nekat, yang bersatu padu menyerang angsa yang tangguh menjaga telur di sarangnya. Dalam sebuah video yang dibagikan oleh Stratford Herald, adegan mengerikan ini berlangsung beberapa menit. Tikus-tikus memberikan serangan-serangannya, mencoba mengambil bahan baku dari sarang angsa untuk membangun sarang mereka sendiri.

Video ini diambil di area Sungai AvonStatford, dekat dari Royal Shakespeare Theatre. Ketidakhadiran manusia dan berkurangnya sampah membuat tikus harus beradaptasi pada situasi ini.

Lembur Siang dan Malam

Tikus dikenal sebagai hewan yang kelayapan di malam hari, atau dalam gelap, mencari makan dengan mengendap-endap dan terkadang terang-terangan tak takut manusia.

“Ini kasusnya bukan lagi banyak tikus yang muncul; ini lebih kepada lebih banyak tikus yang terlihat,” kata Bobby Corrigan rodentologist perkotaan pada Fox News. “Penampakan tikus adalah kasus blok per blok; lebih banyak tikus terlihat di area yang spesifik di mana tikus yang sangat tergantung pada tong sampah makanan restoran dan toko yang sekarang sudah tutup sejak wabah melanda.”

“Tikus-tikus yang kelaparan di blok sini sekarang bekerja siang dan malam; dalam arah yang berbeda, dan jika mereka mencium bau makanan dari celah pintu rumah orang, mereka akan mencoba mengikuti hidung mereka dan menghancurkan bagian bawah pintu (untuk membuka jalan masuk),” kata Corrigan pada Fox News.

Menjadi Kanibal

Tikus-tikus juga dilaporkan terlihat semakin sering dan dalam jumlah besar di kota-kota besar AS, seperti New York, Seattle dan New Orleans, begitu juga kota besar dunia lainnya.

“Seperti kebanyakan mamalia lainnya, tikus yang kelaparan menjadi semakin agresif dan kejam, membunuh dan kemudian memakan tikus lainnya untuk dapat bertahan hidup,” tambah Corrigan, yang juga merupakan konsultan di RMCPest Management. “Bangkai tikus yang telihat tinggal separuh di jalanan dimakan oleh tikus yang lebih kuat atau tikus-tikus lainnya.”

“Ini adalah masa yang sulit menjadi tikus,” kata Claudia Rieg, direktur Dewan Pengendali Nyamuk, Tikus dan Hama New Orleans. “Karena makanan menjadi terbatas, mereka mulai berkelahi satu sama lain.”

Dengan penambahan jumlah tikus di jalanan, Riegel juga menyuarakan kegelisahannya pada dampak potensialnya pada populasi tunawisma New Orleans. “Ada banyak patogen di dalam hewan pengerat, untungnya kita belum melihat banyak penyakit yang diakibatkannya,” kata dia. “Kami tidak memiliki banyak kasus penyakit yang terkait dengan tikus, namun potensi untuk itu ada.”

Pandemi COVID-19 yang sedang kita hadapi saat ini juga berasal dari interaksi kita dengan satwa liar. Zoonosis menyumbang 75 persen dari semua penyakit yang dihadapi manusia saat ini. Dari semua endemi dan epidemi yang pernah melanda bumi, penyakit yang berasal dari kelelawar dan tikus adalah yang paling sering di antara semuanya. Oh ya, jangan lupakan nyamuk. (AnasiyahKiblatovski / YK-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *