Betapa Rentannya Lansia di Tengah Pandemi Corona

Betapa Rentannya Lansia di Tengah Pandemi Corona

Selain berbagai penyakit bawaan, usia juga menjadi salah satu faktor penting tingginya risiko kematian seseorang akibat virus corona baru atau COVID-19. Sebuah studi menunjukkan, keparahan pasien COVID-19 akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang.

Lansia sangat rentan terhadap pandemi global, tak heran para pejabat kesehatan terus menyuarakan langkah-langkah ekstrim untuk melindungi mereka. Di sejumlah negara lain, kota-kota banyak ditutup, para lansia dikarantina di dalam rumah dan tidak diizinkan untuk keluar rumah.

Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 Indonesia memiliki 9,6 persen penduduk lansia atau sekitar 25 juta jiwa. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dalam lima dekade terakhir sejak 1971.

Dari seluruh lansia, lansia muda (60-69 tahun) paling mendominasi dengan besaran mencapai 63,82 persen, diikuti lansia madya (70-79 tahun) sebesar 27,68 persen, serta lansia tua yang berusia 80 tahun ke atas sebesar 8,50 persen.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki rasio penduduk lansia terbesar, yakni 14,50 persen dari pernduduk keseluruhan, diikuti Jawa Tengah 13,36 persen, Jawa Timur 12,96 persen, Bali 11,30 persen, serta Sulawesi Barat sebesar 11,15 persen.

Dengan jumlah lansia yang cukup besar, menjadikan risiko pandemi ini semakin besar di Indonesia.

Mengintip Negara Lain

Dilaporkan berbagai media internasional, sejauh ini Italia menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat COVID-19 di dunia, yakni sebesar 9,51 persen per 24 Maret. Sebuah studi menunjukkan bahwa rata-rata korban meninggal di Italia karena COVID-19 berusia 80 tahun.

Di China, tempat semua kengerian ini dimulai kematian lansia tidak semengerikan di Italia. Jumlah penduduk berusia 70 tahun ke atas yang terinfeksi COVID-19 di China hanya sebesar 12 persen dari total kasus positif. Namun yang perlu dipahami, lebih dari setengah kematian di China, disumbangkan oleh para lansia ini.

Di AS, penduduk berusia 65 tahun ke atas sejauh ini menyumbang 31 persen kasus, 53 persen dari pasien yang dirawat secara intensif di rumah sakit, dan menyumbang 80 persen tingkat kematian.

Di balik statistik mengerikan itu, pandemi ini telah melahirkan banyak drama kecil dan kegelisahan di seluruh dunia. Di sebuah desa di Lebanon, seorang nenek mengisolasi dirinya sendiri di rumah. Bahkan dia tidak menemani pemakaman sang suami yang sudah meninggal lebih dulu. Di Spanyol, seorang pekerja rumah pembibitan membuat video di Facebook, sehingga orang-orang yang mencintainya dapat mengetahui kondisinya.

Sementara di Kolombia, pemerintah setempat telah menginstruksikan penduduknya yang berusia 70 tahun ke atas untuk tetap tinggal di dalam rumah sampai 31 Mei, hal ini membuat para lansia berbondong-bondong membeli persediaan bahan pokok untuk memenuhi kebutuhannya selama diisolasi dua bulan.

Mengeluarkan Lansia dari Kejenuhan Isolasi

Di Italia, dimana lebih dari 6.000 orang telah meninggal karena COVID-19 per 24 Maret, membuat para pejabat setempat merasa resah dengan keadaan psikologi para lansia yang terkurung di rumah mereka selama beriminggu-minggu dalam karantina.

Comunesarzana.gov.it melaporkan, untuk mengantisipasi itu, pemerintah Kota San Casciano, di Val, Pesa, meluncurkan sebuah program bernama “Ciao Nonna, Come Stai?” atau “Hai Nenek, Apa Kabar?”. Program itu mendesak semua anak muda untuk menyapa para lansia melalui platform digital, bahkan kepada orang-orang tua yang tidak mereka kenal.

Sebuah panti jompo bernama Nuestra Casa La Grande di Navares de Enmedio, Spanyol, merekam video 24 lansia dan mengunggahnya di Facebook. Panti itu mendorong para lansia untuk mengirimkan ciuman ke kamera untuk orang-orang yang mereka cintai satu sama lain.

Apa yang dilakukan di Italia barangkali dapat dicoba di Indonesia. Platform-platform digital yang menyediakan video call, bisa dijadikan media melepas rindu para kakek-nenek dengan anak cucunya selama situasi pandemi begini. (Widi Erha Pradana / YK-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *