Distribusi MBG ke 9 Sekolah Disetop Sementara usai Ratusan Siswa Alami Gejala Keracunan

Paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 1 Yogyakarta, Kamis (16/10). Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi Darma

Distribusi Makan Bergizi Gratis (MBG) di sembilan sekolah di Kota Yogyakarta disetop sementara setelah ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG pada Rabu (15/10) kemarin.

Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Yogyakarata, Hasto Wardoyo, setelah mengecek Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan, sebagai penyuplai MBG di SMAN 1 Yogya. Langkah ini diambil sambil menunggu hasil uji laboratorium terkait dugaan gangguan kesehatan yang dialami 426 siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta.

“Kami ke sini bersama teman-teman Forkompimda untuk memastikan data yang ada bisa kami crosscheck langsung di lapangan. Kami sudah tahu persis sekolah mana saja yang disuplai dari SPPG ini,” ujar Hasto ke awak media, Kamis(16/10).

Dari hasil pengecekan, dapur SPPG Wirobrajan diketahui menyuplai makanan bagi sembilan sekolah dengan total 3.444 siswa penerima program MBG. Berdasarkan temuan sementara, hanya siswa dari jenjang SMA yang dilaporkan mengalami gejala, sedangkan SMP dan SD tidak ditemukan masalah.

“Yang ditengarai terdampak hanya dari SMA, sedangkan SMP dan SD yang kami cek tidak ada masalah,” kata Hasto.

SPPG Wirobrajan, Kota Yogya. Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi Darma

Hasto memastikan sarana dan proses pengolahan makanan di dapur tersebut sudah sesuai standar berdasarkan hasil asesmen sebelumnya. Namun, ia menyebut ada menu baru berupa olahan ayam yang kini tengah diperiksa di laboratorium untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan itu.

“Memang ada menu baru, termasuk olahan ayam yang disajikan kemarin. Tapi kita tetap harus menunggu hasil uji kultur laboratorium, apakah karena bakteri atau sebab lain,” jelasnya.

Sebagai langkah antisipatif, Hasto menegaskan distribusi makanan dari SPPG Wirobrajan dihentikan sementara hingga hasil uji laboratorium keluar.

“Itu memang prosedur tetap (protap). Distribusi dihentikan sementara sampai hasil lab keluar. Kami sudah minta Dinas Pendidikan mengomunikasikan kepada sekolah-sekolah untuk menunggu hasil evaluasi ini,” ujarnya.

Ia memperkirakan hasil uji laboratorium bisa diketahui dalam satu hingga dua minggu, tergantung proses pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DIY.

“Secara teori hasil bisa keluar satu minggu, tapi bisa juga dua minggu tergantung proses di Labkesda,” tutur Hasto.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi Darma

Selama masa evaluasi, Pemkot juga memantau kondisi siswa yang sempat mengalami gejala diare dan berkoordinasi dengan sekolah penerima agar distribusi MBG ditunda sementara.

“Kami bergerak cepat untuk mengkondisikan sembilan sekolah penerima dan menindaklanjuti siswa yang pagi tadi tidak masuk sekolah,” kata Hasto.

Sebagai langkah pencegahan, Hasto juga mengimbau agar proses pengolahan makanan dilakukan dengan lebih hati-hati untuk mencegah kontaminasi di kemudian hari.

“Saran saya, perlu kehati-hatian umum. Misalnya menata makanan dengan sarung tangan dan apron yang steril agar tidak terjadi kontaminasi,” pungkasnya.

Reporter: Gigih Imanadi Darma

Editor: Widi RH Pradana