4 Masalah Vaksin COVID-19, Masalah Distribusi Paling Bikin Runyam

4 Masalah Vaksin COVID-19, Masalah Distribusi Paling Bikin Runyam

Sekarang sudah semakin jelas, bahwa manusia tidak bisa kembali bergerak dengan cepat hingga vaksin benar-benar ditemukan. Dunia masih akan dalam fase tutup-buka dan longgar-ketat aturan penguncian wilayah, mobilitas orang dan barang masih terhambat. Kekebalan komunitas dan pasport kebal juga tidak disarankan oleh WHO dari fakta bahwa orang masih bisa terinfeksi untuk kedua kali, meskipun jumlahnya masih sedikit.

Miliaran orang di dunia kini tanpa pekerjaan, ancaman resesi ekonomi dengan segala dampak sosial dan kesehatannya menunggu di ujung gang, begitu dekat dan begitu nyata. Tidak pernah dalam sejarah umat manusia, ada begitu banyak jiwa dan kehidupan yang bergantung pada satu intevensi kesehatan, dalam hal ini yang terpenting adalah ketersediaan vaksin.

Namun, menemukan vaksin bukan hal mudah selain itu ada beberapa masalah yang membuat makin runyam. NGOZI OKONJO-IWEALA yang adalah Mantan Menteri Keuangan Nigeria yang juga Ketua Dewan GAVI (Aliansi Vaksin Internasional), dan Utusan Khusus WHO untuk Kolaborasi Global Melawan COVID-19 mengemukakan setidaknya 4 masalah terkait vaksin corona di foreignaffaris akhir April lalu.

1. Kepentingan Nasional alih-alih Kebutuhan Global

4 Masalah Vaksin COVID-19, Masalah Distribusi Paling Bikin Runyam
Ilustrasi kepentingan nasional vs kepentingan regional-global. Foto : Pixabay

Sejak Januari, di mana pandemi mulai membuat krisis, masker langka di dunia. Lalu ventilator dan alat uji coronavirus. Saling bajak pasokan, timbun dan menjualnya kembali.

Pengalaman pada pandemi H1N1 tahun 2009, sebagian negara memesan vaksin sebelum benda penting itu tersedia di pasaran, mengambil pasokan global untuk kebutuhannya sendiri, dan menyisakan sebagian vaksin untuk dunia.

Mengembangkan lebih banyak vaksin adalah langkah bagus, namun masih belum bisa menjamin tidak akan adanya tindakan penimbunan, karena produksi awal yang terbatas berbanding besarnya permintaan.

Dan dari sejarah manusia, kita hari ini memiliki alasan untuk skeptis. Manusia terdorong untuk melindungi kelompoknya, bahkan jika harus berperilaku culas dan kasar. Adalah tugas setiap kepala negara untuk melindungi warganya, mengutamakan kepentingan nasional di atas segalanya. Namun dalam pandemi semacam ini, diperlukan pemikiran dan tindakan yang meng-global daripada me-lokal.

2. Masalah Hak Kekayaan Intelektual

4 Masalah Vaksin COVID-19, Masalah Distribusi Paling Bikin Runyam
Ilustrasi laboratorium. Foto : Pixabay

Ada peluang bagi penemu vaksin untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya untuk memperkaya diri. Tapi tak selamanya soal HAKI ini jadi soal motif jahat dari lembaga penemu. Banyak dari kandidat vaksin yang menjanjikan ini ternyata dikembangkan oleh organisasi yang memiliki kemampuan produksi kecil. Karena tidak semua dari pengembang vaksin ini akan berhasil, maka NGOZI OKONJO-IWEALA mengusulkan adanya mekanisme untuk mengurangi risiko investasi dalam pengembangan dan produksi. Harapannya penemu vaksin tidak memiliki niat mengambil keuntungan terlalu besar dari temuan.

Namun Ngozi membawa kabar baik, ada beberapa industri farmasi yang telah menunjukkan kesediaan untuk membuka HAKI vaksin untuk publik. Salah satunya oleh Serum Institute of India yang telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan mempertahankan HAKI pada kandidat vaksin COVID-19. Selain itu raksasa farmasi GSK dan Sanofi juga telah membentuk kemitraan untuk mengumpulkan sumber daya mereka, dan beberapa produsen sepakat untuk tidak mendapat untung dari vaksin COVID-19.

3. Memilih Vaksin Terbaik

4 Masalah Vaksin COVID-19, Masalah Distribusi Paling Bikin Runyam
Foto: Pixabay
Berbicara p

Berbicara pada Reuters pekan lalu, kepala eksekutif GAVI Seth Berkley mengatakan banyaknya jumlah vaksin Vovid-19 yang potensial pada tahap awal pengembangan di seluruh dunia memerlukan standard yang paling mumpuni untuk memilih yang terbaik. Menurutnya, sekarang sudah ada sekitar 76 vaksin yang terdaftar di WHO dan 6 di antaranya sudah dalam tahap uji klinis.

“Tantangan saat ini adalah, saat semua sains itu beradu, harus ada semacam standar dan kriteria tertentu yang dapat mempersempit jumlahnya. Dan yang akan menjadi paling penting adalah kemampuan untuk memilih vaksin terbaik berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukan politik,” katanya.

4. Rintangan Distribusi

4 Masalah Vaksin COVID-19, Masalah Distribusi Paling Bikin Runyam
Ilustrasi kemiskinan di Afrika. Foto : Pixabay

Tantangan untuk mendistribusikan vaksin, bahkan dalam kondisi normal, masalah transportasi dan rantai suplai, regulasi, konflik, dan bencana alam bisa mempengaruhi pengiriman vaksin. Ini diakui jadi masalah yang paling runyam.

Dalam kondisi krisis global, rintangan pengiriman logistik hanya akan bertambah sulit, terutama bagi negara miskin. Sekali lagi, wajah kita tolehkan ke Afrika, tempat di mana hampir semua kemalangan anak manusia bisa ditemukan.

Untuk mengantisipasi ini, aliansi vaksin, GAVI, yang kerjanya didukung oleh Bill and Melinda Gates Foundation, World Bank, WHO dan Unicef beserta lembaga internasional lainnya, menyediakan vaksin untuk negara miskin. GAVI membeli vaksin dalam jumlah besar untuk menekan harga vaksin di negara miskin.

Vaksin yang layak masih butuh waktu setidaknya 12 bulan untuk mendapatkan lisensi. Namun, fokus sekarang sudah saatnya beralih dari perlombaan mengembangkan vaksin menjadi mempersiapkan kedatangannya. Sudah saatnya memobilisasi semua pihak berkepentingan dalam satu tujuan besar bersama, mengakhiri pandemi dan melindungi dunia. Karena tidak ada satu orang pun yang aman hingga semua orang mendapatkan vaksin. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *